Melalui cerpen-cerpen puitis, Martin Aleida menghadirkan kisah korban politik 1965, menyuarakan luka yang terpendam, dan merawat ingatan demi keadilan bersama.
Novel ini mengangkat kisah heroik Trunojoyo melawan VOC dalam konteks sejarah Mataram, menggambarkan cinta, pengkhianatan, dan perjuangan demi kemerdekaan tanah air.